Sejarah Singkat PMII UNNES

Ide besar berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) bermula dari adanya hasrat kuat para mahasiswa Nahdliyyin untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Waljamaah.

Pada tanggal 14-16 April 1960 di Surabaya digelar musyawarah mahasiswa NU dan menghasilkan keputusan untuk membentuk suatu organisasi yaitu PMII. Tanggal 17 April 1960 ditetapkan sebagai hari lahir PMII dengan ketua pertama yaitu sahabat Mahbub Djunaedi. Sedangkan PMII di lingkungan Universitas Negeri Semarang sudah ada sejak 1978 dan sudah dua kali berganti nama Komisariat.

PMII Komisariat Kaligarang (1978-1991)
PMII Komisariat Kaligarang Semarang resmi dibentuk pada tahun 1978 sebagai salah satu bagian dari Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang memfokuskan scoupe-nya di wilayah IKIP Semarang (sekarang Unnes). Lahirnya PMII di IKIP Semarang merupakan jawaban atas kebutuhan mahasiswa untuk berorganisasi di ekstra kampus. Hal ini terbukti bahwa PMII Komisariat Kaligarang merupakan organisasi ekstra kampus tertua di IKIP Semarang. Nama Kaligarang sendiri diambil berdasarkan daerah kampus IKIP yang ada di Jalan Kelud Kecamatan Sampangan dekat dengan daerah Kaligarang.

PMII Komisariat Kaligarang pada masanya digerakkan oleh Sahabat Khoirul Malki, Sahabati Nurussaadah (Dosen FIP), Sahabat Yanto (Dosen Seni Rupa), Sahabati Lis Diana (Dosen Biologi), Sahabat Munif (Dosen FIP), Sahabat Ilyas (Dosen FIP). Tempat berkumpul kader serta anggota atau basecamp PMII Komisariat Kaligarang berada di Masjid Kaligarang. Keberadaan basecamp pada saat itu masih didasari oleh keberadaan kampus IKIP yang masih berada di Jalan Kelud Semarang Bawah, Kecamatan Sampangan.

Pada awal berdirinya, PMII Komisariat Kaligarang tidak menitikberatkan pada pengembangan kuantitas massa, akan tetapi fokus pada ranah kualitas, yakni pengembangan intelektualitas dan keagamaan kader. Karir PMII Komisariat Kaligarang mulai berkiprah di kepengurusan cabang pada tahun 1988, yakni ditandai dengan masuknya Sahabat Mulyani M Noor mengisi jabatan sekretaris mendampingi Sahabat Firdaus Amuradi sebagai ketua cabang Kota Semarang pada kepengurusan periode 1988-1990.

Seiring berpindahnya tempat kampus IKIP Semarang, dari yang semula berada di Kelud sampai kemudian dipindah di Sekaran Gunungpati, menandai bergantinya nama Komisariat Kaligarang, lebih tepatnya pada tahun 1990, satu persatu jurusan mulai dari Biologi, Matematika dan beberapa jurusan yang semula ada di kampus Kaligarang dipindah ke Sekaran, Gunungpati. Kemudian pada tahun 1991 adalah tahun dimana Komisariat Kaligarang berubah nama menjadi Komisariat Wahid Hasyim. Komisariat Wahid Hasyim dipilih karena terinspirasi dari salah satu tokoh Pahlawan Nasional sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama’ yakni KH Wahid Hasyim putra dari KH Hasyim Asy’ari dan ayahanda dari Gus Dur.

Komisariat Wahid Hasyim (1991-2001)
Pada awal PMII berdiri di Sekaran, atau lahirnya Komisariat Wahid Hasyim. PMII Komisariat Wahid Hasyim menggunakan basecamp di dekat pertigaan Sekaran arah rusunawa putri Unnes, yaitu berupa musholla Nahdlatul Ummah. Musholla ini menjadi basecamp PMII Komisariat Wahid Hasyim kisaran tahun 1991 sampai 1998. Waktu yang lumayan matang digunakan untuk PMII Komisariat Wahid Hasyim untuk beradaptasi dengan lingkungan baru di Sekaran pasca pemindahannya dari Kelud Sampangan.

Musholla Nahdlatul Ummah menjadi wahana bagi kaderi-kader PMII Komisariat Wahid Hasyim untuk menjalankan kaderisasi dan program kerja, bahkan ngaji kitab kuning pun masih aktif dijalankan pada masanya, tentu saat ini malah menjadi hal yang langka. Selain itu kegiatan rutinan PMII Komisariat Wahid Hasyim masih sama sampai sekarang, yaitu yasinan, tahlilan, dan sholawatan, terkhusus pada malam Jumat.

PMII Komisariat Wahid Hasyim juga banyak memiliki kegiatan dengan warga Kelurahan Sekaran secara langsung, mengingat pada waktu itu warga Sekaran masih didominasi warga asli, bukan pendatang seperti sekarang. Kegiatannya berupa mengisi pengajian di masyarakat dan ikut andil dalam rutinitas kultural keagamaan, kegiatan mengajar di SD/MI juga kerap dilakukan. Bahkan, PMII Komisariat Wahid Hasyim pada waktu itu juga diberi kesempatan oleh masjid Nurul Ihsan untuk mendelegasikan salah satu kadernya supaya dapat mengisi khutbah Jumat di masjid tersebut.

Namun nama komisariat Wahid Hasyim tidak begitu lama digunakan, terbukti hanya 10 tahun berdiri atau lebih tepatnya 9 periode kepengurusan, PMII Komisariat Wahid Hasyim berganti nama lagi untuk kedua kalinya. Dari berbagai penyebab digantinya nama komisariat adalah dikarenakan oleh perubahan status IKIP Semarang menjadi Universitas Negeri Semarang pada tahun 1999 dan mulai beroperasionalnya Universitas Wahid Hasyim pada tahun 2000, tentu dikhawatirkan kesamaan nama antara Komisariat di Unnes dan nama Universitas baru yang didirikan di sampangan ini menjadi bias bila tidak diganti.

Ketua Komisariat Wahid Hasyim dari Masa ke Masa Terhitung Sejak RTK :
1. Soekarno (1991-1992)

2. Jariyanto (1992-1993)

3. Nur Rofiq (1993-1995)

4. Imam Halimi (1995-1996)

5. Mohamad Zabur (1996-1997)

6. Eko Winarno (1997-1998)

7. Ahmad Aziz (1998-1999)

8. Ali Subhan (1999-2000)

9. Talkhis (2000-2001)

Komisariat Al-Ghozali Semarang (2001-sekarang)
Nama Al-Ghozali diambil dari tokoh besar di dalam dunia pemikiran islam dan tokoh tasawuf yang kini menjadi rujukan oleh Nahdlatul Ulama, tentu hal ini menjadi semangat keorganisasian PMII di Universitas Negeri Semarang untuk mewarisi semangat dari Imam Ghozali, baik dari popularitas maupun hal yang lebih penting, yakni keilmuan dan spiritual.

Terbukti hingga sampai saat ini, Komisariat Al-Ghozali Semarang masih tetap tegak berdiri dan semakin banyak menelurkan kader-kader yang kelak bakal bermanfaat bagi bangsa dan agama. Lahirnya rayon kemudian dihapuskan hingga di bentuk lagi tiga rayon pada tahun 2013 (Garuda, Pancasila, dan Nusantara) bukti keseriusan PMII Al-Ghozali Semarang menggarap kaderisasi hingga ke tataran fakultas, dan semangat ini juga tidak berhenti hingga berdirinya Rayon Bahasa dan Seni pada tahun 2015.

Sampai saat ini ada empat rayon di lingkungan PMII Komisariat Al-Ghozali Semarang, yaitu; 1) Rayon Garuda (2013-sekarang) mencakup Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Teknik. 2) Rayon Pancasila (2013-sekarang) mencakup Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Hukum. 3) Rayon Nusantara (2013-sekarang) mencakup Fakultas MIPA, Fakultas Ekonomi. 4) Rayon Bahasa dan Seni (2015-sekarang) mencakup Fakultas Bahasa dan Seni.

Ketua Komisariat Al-Ghozali Semarang dari Masa ke Masa Terhitung Sejak RTK :
1. Miftahurrohmah (2001-2002)

2. Fery Nuryanto (2002-2004)

3. Eko Wahyu Widodo (2004-2005)

4. Rica Yanuar (2005-2006)

5. Azil Maskur (2006-2007)

6. Ahmad Fauzan Mubarok (2007-2009)

7. Sukur Triwiyono (2009-2010)

8. Fahd Diyar H. (2010-2012)

9. Asna Lutfa (2012-2013)

10. M. Taufiq (2013-2015)

11. Mukh Imron Ali M (2015-2016)

12. Ahmad Ali Musyafa' (2016-2017)

13. Sakti Sudarsono (2017-2018)

14. Muchamad Badaruddin (2018-2019)

15. Aris Prasetyo (2019-2020)

16. Iqbal Syariefudin (2020-2021)











3 Komentar

  1. Keren banget... Akhirnya terwujud. Selamat ya.. Penantian berpuluh tahun, pecah telur dan bs diwujudkan sekarang

    BalasHapus
  2. Sejarah yang terabadikan. InsyaAllah. Terima kasih bat, tetap semngat. Salam pergerakan!

    BalasHapus
  3. Sebenarnya pernah bernama Komisariat IKIP Semarang...justru nama ini yg sesuai AD/ART saat itu...tp dpt teguran dr rektor IKIP Semarang, waktu itu Prod.Retmono, krn dianggap sprt organisasi intra kampus IKIP, pdhl PMII organisasi extra kampus...trs akhirnya pakai nama Komisariat Wahid Hasyim....

    BalasHapus