Oleh Santri Kendil (PMII Rayon Pancasila, Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Sabtu - 00.21 WIB
Bagi warga Nahdliyyin, Mars
Syubbanul Wathon bukanlah sesuatu yang asing lagi. Mars ini sering dinyanyikan
dalam acara-acara NU pada umumnya. Meskipun Mars ini diijazahkan oleh Mbah
Maemon pada tahun 2012, tetapi mulai dikenalkan ke kami pada tahun 2013, itupun hanya dalam bentuk teks arabnya saja,
karena memang teks yang diijazahkan oleh Mbah Maemon adalah teks arabnya,
kemudian pada tahun 2014 barulah kami dikenalkan dengan teks arab dengan
tambahan bahasa indonesianya.Yang menjadi pertanyaan saat
pertama kali diperkenalkan Mars tersebut adalah susunan kalimat pada bait yang
pertama dan juga arti dati keseluruhan bait. Karena pada bait pertama Mars
tersebut merupakan terkib munada, apakah pada bait tersebut ada kesalahan atau
memang asli, apakah ya lal wathon atau ya ahlal wathon yang benar. Kalau Ya lal
wathon apa artinya, sedangkan ya Ahlal wathon jelas untuk memanggil para ahli
tanah air. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang selama ini selalu membayangi
pikiran ini.
Pertanyaan itu mulai terjawab
ketika iseng-iseng membuka nadzom Alfiyah bab istighotsah. Jangan dibayangkan
bab ini berisi tentang doa-doa untuk meminta pertolongan, karena dalam bab ini
tidak menjelaskan tentang rangkuman doa-doa istighotsah. Bab istighotsah dalam
nadzom Alfiyah merupakan bagian dari bab nida’ atau bab untuk memanggil,
yang dalam bahasa arab, ketika ingin memanggil seseorang (munada) harus
menggunakan huruf ya atau salah satu ahwatnya ya. Bab nida sendiri memiliki
berbagai macam dan salah satunya adalah istighotsah ini.
Dalam bab Istghitsah inilah
mungkin lafadz ya lal wathon masuk (meskipun mungkin saja ada keterangan lain
yang menjelaskan lain). Dalam bab Istighotsah, munada (dalam hal ini
lafadz Wathon) harus dibaca jer dengan lam yang berharokat fathah. Dari
keterangan ini tentu saja kalimat ya lal wathon sudah memenuhi syarat nida
istighotsah. Lalu bagaimana artinya?. Istighotsah merupakan sebuah panggilan
yang digunakan untuk meminta pertolongan. Jadi sudah jelas bahwa kalimat ya lal
wathon merupakan panggilan untuk meminta tolong, atau mungkin secara bahasa
kalimat ya lal wahon memiliki arti “Tolonglah tanah air”. Sedangkan munada yang
digunakan adalah lafadz wathon bukan baladun, Tanah air bukan
Negara. Ini bisa dilihat pada masa itu memang Negara ini belum sepenuhnya
terbentuk. Masih ada tarik ulur untuk menjadikan negara ini berbentuk Republik
saja ataupun berbentuk Serikat. Mungkin karena itulah Mbah Wahab Hasbullah
lebih memilih untuk menggunakan kata Wathon.
Dari sini mulai dapat sedikit
dipahami mengapa Mbah Wahab pada bait pertama menggunakan kalimat Ya lal
Wathon, bahwa pada saat itu keadaan Nusantara, khususnya jawa memang dalam
keadaan sangat genting sampai-sampai para Ulama mengeluarkan resolusi jihad NU,
untuk membangkitkan semangat jihad para penduduk. Melalui Mars inilah Mbah
Wahab ingin membangkitkan semangat juang rakyat untuk melawan penjajah pada
saat itu. Dan melihat kondisi bangsa saat ini, sangat relevan jika Mars ini
tidak hanya dinyanyikan dalam acara-acara NU saja, tetapi lebih luas lagi. Mars
ini harus dinyanyikan untuk membangkitkan ghiroh ataupun semangat warga
NU pada umunya dan pemuda NU khususnya untuk turun mengambil bagian
menyelesaikan masalah bangsa yang tengah melanda negeri ini.
ياَ لَلوَطَنْ ياَ لَلوَطَن ياَ
لَلوَطَنْ
Tolonglah Tanah Air,
Tolonglah Tanah Air, Tolnglah Tanah Air.
حُبُّ الوَطَنْ مِنَ الإِيمَانْ
Cinta tanah air sebagian
dari iman.
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ
Janganlah engkau menjadi
bagian dari orang yang terhalang.
اِنْهَضوُا أَهْلَ الوَطَنْ
Bangkitlah Penduduk
negeri.
اِندُونيسِياَ بِلاَدى
Indonesia negeriku.
أَنْتَ عُنْواَن الفَخَاماَ
Engkau Panji martabatku.
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ
Setiap Orang yang datang
kepadamu dalam suatu hari,
طَامِحاً يَلْقَ حِماَما ( قضاء الموت
وقدره)
Dengan mengancam pasti
akan menemui kebinasaan.
Wallahu A’lam BisShowab.
Tags:
Opini
Sangat bermanfaat, menambahkan pemahaman✨
BalasHapus