Oleh Ahmad Ihsanuddin (Ketua Biro Sospol PMII Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Minggu – 13:27 WIB
#SAVERIAU #MELAWANASAP #RIAUTAKKANMENYERAH
Hutan
adalah sumber kehidupan bagi manusia dan hewan. Seharusnya kita menjaga bukan
malah merusak. Kalau sudah seperti ini, siapa yang akan bertanggungjawab. Semua
oknum menutup mata akan apa yang telah mereka perbuat, masyarakat Riau berjuang
sendiri untuk kesejahteraan mereka.
Bencana kabut asap yang setiap tahun
selalu berulang menyerang dan mengepung Pulau Sumatera, salah satunya di
Provinsi Riau akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin pekat. Asap
sisa kebakaran hutan dan lahan ini juga menyebabkan perhitungan Indeks Standar
Pencemar Udara (ISPU) rata-rata di angka 300 dan masuk kategori berbahaya dan
tidak sehat. Terlihat penampilan di beberapa kota yang tidak lagi cerah
melainkan menguning.
Kondisi ini makin membahayakan
dengan kualitas udara yang semakin memburuk dengan bau asap yang menyengat.
Akibatnya, kabut asap sangat menggangggu aktivitas dan masyarakat sehari-hari
khususnya wilayah yang terdampak. Hal ini semakin diperparah dengan
meningkatnya masyarakat di Provinsi Riau yang menderita Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) terutama anak-anak dan bayi yang masih rentan.
Selain berdampak pada kesehatan
masyarakat, polusi asap juga berdampak pada dunia pendidikan. Beberapa sekolah
di wilayah pesisir Provinsi Riau meliburkan siswa dari aktivitas belajar
mengajar karena polusi asap yang cukup mengganggu. Dengan jarak pandang hanya
100 sampai 200 meter.
Mereka saudara kita berhak untuk
bernafas dengan udara yang sehat. Jangan biarkan polusi asap menjadi udara yang
mereka hirup. Bukankah kita semua mempunyai hak untuk sehat? Ancaman serius di
balik penanganan kejahatan kebakaran hutan dan lahan yang begitu-begitu saja. Pemerintah
tak cukup berani mengambil sikap tegas terkait karhutla yang menyeret
korporasi. Kita semua tahu, Indonesia adalah paru-paru dunia. Tapi apa yang
terjadi sekarang? Kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita memang betul-betul
tidak bisa berbuat apa-apa. Indonesia
lebih baik primitif daripada harus modern, jika masih banyak yang mengira hutan
tidak lagi berharga.
Terakhir, semoga polusi asap di
Riau dapat selesei dan diselesaikan, kemudian tidak terjadi lagi tragedi
tahunan yang begitu menyesakkan seperti saat ini.
#SAVERIAU #MELAWANASAP #RIAUTAKKANMENYERAH
Tags:
Opini