Rindu Kopiku

Oleh Sentia Pujiastuti (PMII Al-Ghozali Semarang) pada Senin - 12.56 WIB

Sumber gambar : (Pixabay.com/Public Domain Pictures)

Kopiku tak sehangat dulu

Tatkala hujan badai menyambangi langit

Kopiku tak senikmat dulu

Tatkala kusruput perlahan sambil memangku setumpuk tugas


Memang benar

Kopiku sekarang hambar

Ia mulai kehilangan pahitnya

Warnanya kian memudar mengikis kepekatannya

 

Dahulu memang aku tak menyukai pahitnya

Berbagai cara ku lakukan untuk menyamarakannya

Gula dan krimmer kutambahkan

Rasanya enak tapi membuatku cepat bosan

 

Namun kini kusadari

Betapa aku telah jatuh cinta padanya

Sesekali aku teringat memori tentangnya

Kerinduanku ini membuatku ingin mengulanginya lagi

 

Dan kucoba kembali menyeduh kopi

Sudah kubuat semirip mungkin dengan yang asli

Berharap semuanya sama seperti waktu itu

Namun aku tidak bisa membohongi diriku

 

Hangatnya, pekatnya, rasa, dan juga aromanya

Memang tidaklah sama

Tetap saja tak bisa kurasakan lagi nikmatnya kopi pahit itu

Kopi yang pernahku minum dulu

 

Kini aku merasakan kehausan

Dan hanya kopi itu yang mampu menyembuhkan kehausan ini

Sayangnya tak bisa kurasakan kopi yang sama lagi

Oh Tuhan… bagaimana ini?

 

Aku sungguh merindukannya

Menggiling biji kopi, meracik, lalu menyeduhnya

Menyeruput kopi pahit namun harum aromanya,

Hujan, badai, juga tumpukan tugas kala itu, semakin menambah kenikmatannya

 

Ya… aku benar-benar merindukannya

Menikmati kepahitan juga keharumannya

Pahitnya memperjuangkan harumnya kebaikan

Semoga tercatat sebagai amal kebaikan pembawa keberkahan

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama