anak-anak di masjid |
“Jika
suatu masa kelak kamu tidak lagi mendengar bunyi bising gelak tawa anak-anak
riang di antara
shaf-shaf sholat di Masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan kejatuhan
generasi muda kalian masa itu.”
> Muhammad Al
Fatih, Jendral penakluk kota Konstatinopel <
Inti ucapan tersebut ialah ketika orang memarahi anak
kecil guyonan di masjid dikhawatirkan nanti ketika sudah dewasa mereka akan
merasa malas untuk pergi ke masjid. Hal ini kemungkinan dari anggapan anak-anak
bahwa di masjid itu tidak enak, karena mereka trauma dulu waktu masih kecil sering
dimarahi ketika guyonan. Akhirnya masjid-masjid menjadi sepi
tanpa anak kecil, padahal merekalah yang nanti akan meneruskan perjuangan para
orang tua untuk meramaikan masjid.
Akibat
terburuk dari larangan guyonan anak kecil di masjid adalah anak kecil yang pernah
dimarahi ketika mereka sudah dewasa akan
jarang ke masjid untuk berjamaah maupun
kegiatan lainnya yang berada di masjid. Padahal di dalam kitab nashohihul ibad menerangkan bahwa salah
satu orang yang mendapat iyup-iyupan nanti di Padang Mahsyar adalah pemuda yang menggantungkan (cinta) hatinya di masjid. Betapa
meruginya jika pemuda jarang pergi ke masjid.
Pemuda
yang jarang ikut sholat berjamaah di masjid akan cendrung malas untuk sholat
sendirian di rumah, dan sholatnya menjadi bolong-bolong, bahkan sering tidak
sholat. Karena sering tidak sholat maka akan menjadi kebiasaan. Ketika sudah
biasa tidak sholat, maka akan menjadi sebuah bencana besar bagi agama Islam, karena sholat adalah tiang agama. Jika tiangnya
sudah tidak ada,
maka dengan sendirinya agama Islam
akan runtuh, mudah
dipecah belah,
dan dihancurkan, na’udzubillahi mindalik.
Berbeda
jika anak kecil dibiarkan guyonan di dalam masjid dan tetap dinasehati dengan baik,
maka efek yang ditimbulkan jauh lebih baik. Para anak kecil yang sudah menjadi pemuda
akan tetap meramaikan masjid untuk berjamaah. Pemuda yang sering sholat
berjamah di masjid akan
menjadi sebuah kekuatan tersendiri bagi agama Islam.
Jika
sholat berjamaah sudah menjadi kebiasaan semua orang, maka ketika ingin
meninggalkan sholat berjamaah akan merasa gelo (menyesal). Alhasil, sholat berjamaah lima waktu akan selalu ramai.
Orang Nasrani dan Yahudi akan mengakui bahwa Islam itu
adalah agama yang paling benar, “jika
orang islam mendirikan sholat subuh berjamaah, dengan sama banyaknya jamaah
sholat jum’at”. Oleh karena itu, mari kita buktikan bahwa kita bisa menyamakan
jumlah jemaah sholat Subuh dan sholat Jum’at.
Kesimpulannya, janganlah kita memarahi anak kecil yang
guyonan di masjid, tetapi nasihati dengan sopan dan lemah lembut agar kelak
mereka menjadi pengganti kita dalam meramaikan masjid ketika kita sudah tidak
bisa ikut meramaikan.
(Goresan pena seorang Ta’mir Musholla Mbah Karno/ A)
Tags:
Berita