Di malam hari, seekor ular tanpa sengaja memasuki tempat kerja pak tukang kayu. Kebiasaannya adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan & tidak merapikannya di tempat kerja.
Ular yang tadi masuk, secara tak sengaja pula melata di atas gergaji tajam. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali. Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya utk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit kuat gergaji itu.
Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah, akhirnya ia pun mati binasa.
Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tersebut di sebelah gergaji kesayangannya.
Sahabat, kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain, tapi setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka sebenarnya adalah diri kita sendiri. Banyaknya perkataan yang terucap & tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.
- Tidak ada musuh yang tidak dapat di taklukkan oleh cinta kasih.
- Tidak ada penyakit yang tidak dapat di sembuhkan oleh kasih sayang.
- Tidak ada permusuhan yang tidak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
- Tidak ada kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
- Tidak ada batu keras yang tidak dapat di pecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari diri kita. Ketahuilah dendam benci/curiga/pikiran negatif, apapun itu, ia sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, telah ribuan kali muncul dalam pikiran kita yang menusuk & membakar batin kita sendiri.
Abdul Azis “jika kita membenci sesuatu, jangan selalu mencari kesalahan-kesalahan yang kita benci, karena bisa menjadi penyakit dalam hati kita sendiri, melainkan kebencian yang kita rasakan alihkan kepada sesuatu yang kita sukai”.
Missal si A sangat membenci si B, karena si B ingin selalu menegakkan suatu Negara sebagai Negara khilafah, dengan itu si A akan selalu mencari kejelekan-kejelekan si B dan akan membuat hati si A tidak tenang dan bisa menimbulkan sifat kedengkian. Padahal si B yang dicari-cari kejelekannya tenang-tenang saja tidak merasakan apa-apa, rugi kan si A.
Maka dari itu carilah sesuatu yang kita suka, agar bisa mengalihkan kebencian kita terhadap sesuatu yang jelek untuk menjadi kesukaan terhadap sesuatu yang bagus. Langkah si A harus mencari si C yang menurut si A itu baik dan lebih tepat, karena si C berpegang teguh dengan PANCASILA dan berbasis agama ROHMATAL LILA’LAMIN(Ahlusunnah Waljamaah).
InsyaAllah dengan itu hati si A akan tetap tenang dan bisa melawan si B dengan kebaikan-kebaikan yang ada pada diri si C yaiitu Rohmatal Lil’alamin.
Latihlah setiap saat untuk mengendalikan diri, memaafkan dengan tulus, mampu dengan cepat melepaskan & membuang sampah pengotor batin dan pikiran kita.
Sahabat. Selamat berjuang untuk impian kita, semoga kita selalu dalam lindungan-Nya dan sukses dunia juga akhirat, amiin.
Sofiyullah, kader militan rayon Garuda
Tags:
Berita