Kasus “kartu kuning dari mahasiswa untuk Jokowi”yang sedang
viral saat ini mungkin saja merupakan salah satu permulaan tabuhan genderang
perang tahun politik 2018-2019. Jika kita lihat sekilas, memang sekilas
perilaku yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut semata-mata untuk memberikan
kritikan tajam terhadap permasalahan yang dihadapi okeh pemerintahan Jokowi. Akan
tetapi jika bersedia merenung lebih dalam lagi, tentu saja terdapat misi lain
yang lebih besar dibalik kejadian tersebut. Ya, tujuan utamanya adalah untuk
menguasai panggung politik di dalam negeri.
Seperti kita ketahui, di tahun 2018 dan 2019 akan diadakan sebuah pesta demokrasi besar-besaran di indonesia. Lalu, apakah hubungan antara kartu kuning dari mahasiswa untuk jokowi ini dengan perhelatan akbar pesta demokrasi di dalam negeri?
Coba kita renungkan sekali lagi, bukankah kejadian “kartu
kuning” ini merupakan kejadian yang telah terangkat dengan cepat dan sedang
hangat diperbincangkan, yang otomatis akan berpengaruh juga dengan tingkat kepercayaan
terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.
Dengan dalih memprotes kinerja pemerintahan Jokowi, tentu saja alasan itu dapat menjadi senjata yang tepat untuk menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Strategi tersebut tentu tidak selesai sudah disini. Kita tentu tau bahwa Presiden Jokowi saat maju menjadi presiden pada masa pemilihan presiden tahun 2014 diusung oleh beberapa partai pendukung. Dari situ kita dapat simpulkan bahwa kepercayaan masyarakat yang setuju dengan aksi “kartu kuning untuk Jokowi” akan lebih cenderung menghindari partai yang mengusung jokowi dalam pemilu tahun 2018 nanti, baik dalam pemilihan kepala daerah, pemilihan DPR/DPD dan akan cenderung memilih partai yang setuju dengan aksi mahasiswa tersebut. Selain berpengaruh terhadap pemilu tahun 2018, tentu pengaruh yang lebih besar akan dirasakan oleh Jokowi jika memang beliau berniat maju menjadi calon dalam pemilihan presiden tahun 2019 kelak.
Dengan dalih memprotes kinerja pemerintahan Jokowi, tentu saja alasan itu dapat menjadi senjata yang tepat untuk menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Strategi tersebut tentu tidak selesai sudah disini. Kita tentu tau bahwa Presiden Jokowi saat maju menjadi presiden pada masa pemilihan presiden tahun 2014 diusung oleh beberapa partai pendukung. Dari situ kita dapat simpulkan bahwa kepercayaan masyarakat yang setuju dengan aksi “kartu kuning untuk Jokowi” akan lebih cenderung menghindari partai yang mengusung jokowi dalam pemilu tahun 2018 nanti, baik dalam pemilihan kepala daerah, pemilihan DPR/DPD dan akan cenderung memilih partai yang setuju dengan aksi mahasiswa tersebut. Selain berpengaruh terhadap pemilu tahun 2018, tentu pengaruh yang lebih besar akan dirasakan oleh Jokowi jika memang beliau berniat maju menjadi calon dalam pemilihan presiden tahun 2019 kelak.
Bukankah strategi tersebut merupakan strategi yang sangat
cantik dalam pesta politik didalam negeri ini? Dari fenomena tersebut tent
ukita dapat mengambil sebuah pelajaran supaya tidak mudah terpengaruh terhadap
sebuah aksi heroik seseorang yang mungkin saja memiliki maksud lain yang
tersembunyi yang kita sendiri tidak tau dan malah mungkin kita yang
diperdayakan untuk mencapai tujuan mereka.
*Anggota PMII Rayon Garuda 2017
Komisariat Al Ghozali Semarang*
Tags:
Opini