Oleh Muhammad Gumilar Mulyana (PMII Komisariat Al-Ghozali UNNES) pada Rabu, 20 Maret 2025 - 21.45 WIB
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi PMII Komisariat Al-Ghozali UNNES
Semarang, 20 Maret 2025 - Aliansi Rakyat Jawa Tengah Melawan (yang terdiri dari mahasiswa dan rakyat Jawa Tengah) melakukan aksi demonstrasi guna menolak RUU TNI. Aksi ini berjalan di tengah ibadah puasa Ramadhan 2025 berlangsung. Ratusan massa aksi yang menamakan diri sebagai Aliansi Rakyat Jawa Tengah Melawan melakukan aksi demonstrasi di depan pintu gerbang utama DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Awal mulanya, massa aksi berkumpul di Kantor Pos Kota Lama sejak pukul 11.00 WIB, kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke Kodim 0733 Semarang Kota sekitar pukul 13.00 WIB dan tiba di Kodim 0733 Semarang Kota pada pukul sekitar 14.00 WIB. Di depan pintu Kodim 0733 Semarang Kota, massa aksi menyampaikan beberapa orasi tanpa turun dari kendaraan bermotor mereka. Salah satu isi dari orasi itu menyampaikan bahwa "RUU TNI bukan menguntungkan lembaga TNI secara keseluruhan, akan tetapi hanya menguntungkan para elit TNI (anggota TNI yang mempunyai jabatan tinggi).
Sekitar pukul 14.30 WIB, para massa aksi melanjutkan perjalanan ke Polda Provinsi Jawa Tengah dan DPRD Provinsi Jawa Tengah. Mereka tiba sekitar pukul 15.00 WIB. Di depan Polda Provinsi Jawa Tengah para massa aksi menyampaikan orasi-orasi mereka yang ditujukan kepada Kapolda Jawa Tengah, yang mana pada saat itu sedang menghadiri acara apel "Operasi Ketupat Candi". Ketika berorasi di depan Polda Jawa Tengah, massa aksi sempat mengalami represifitas aparat, dalam hal ini adalah polisi.
Setelah berorasi dan direpresi di depan Polda Provinsi Jawa Tengah, para massa aksi melanjutkan aksinya di depan pintu gerbang utama DPRD Provinsi Jawa Tengah. Massa aksi kembali berorasi dan menyampaikan keresahan mereka terhadap RUU TNI.
Sekitar pukul 15.50 WIB, massa aksi diperbolehkan masuk ke halaman DPRD Provinsi Jawa Tengah oleh aparat yang menjaga keamanan aksi demonstrasi. Di halaman gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, massa aksi melanjutkan orasi-orasi mereka dan meneriakkan keresahan-keresahan mereka terhadap RUU TNI. Hingga, sekitar pukul 16. 50 WIB, aparat keamanan mulai merepresi massa aksi demontrasi yang sedang berorasi dan meneriakkan keresahan mereka terhadap RUU TNI. Represifitas aparat ini menyebabkan beberapa massa aksi mengalami luka-luka. Salah satu korbannya, yaitu Ketua BEM KM UNNES 2025, Kuat Nursiam.
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi PMII Komisariat Al-Ghozali UNNES
Kuat Nursiam mengalami luka robek akibat pukulan dari aparat keamanan di sebelah kanan pelipis mata kanannya. Dengan ini, menunjukkan bahwa represifitas aparat masih sangat nyata dan kejam. Massa aksi tidak dijamin mengenai keamanan dan kenyamanan berdemonstrasi. Sekaligus menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia masih belum baik dijalankan, karena hak berpendapat tidak dijamin keamanannya, malahan direpresi dengan kejamnya.
Tuntutan yang dibawa oleh massa aksi demonstrasi, yaitu: