Dua Seberang

Oleh Muhammad Gumilar Mulyana (PMII Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Jum'at, 10 Oktober 2025 - 22.25 WIB




Ilustrasi Dua Insan yang Terpisah (Foto dibuat oleh AI)

Jurang dalam menjadi batas di antara sekat yang menyeramkan
Aku dan kau menjadi dua insan yang nekat terjatuh
Meninggalkan luka-luka yang menganga akibat bebatuan dan akar pepohonan

Jurang yang terlihat tak berdasar itu
Kita seberangi bersama hingga terlihat aliran sungai yang tenang 
Sungai itu tidaklah dangkal
Sungai itu sangatlah dalam

Tidaklah mudah perjalanan kita berdua
Dimulai dari himpitan pegunungan
Hingga berakhir ke titik susur aliran sungai

Aku melihatmu dari seberang
Engkau pun melihatku dari seberang yang lain 
Kedua mata kita saling berpandang
Terlihat mulut kita saling sapa
Namun, sulit untuk kita mendengarnya

Irisan angin pegunungan membelah alunan bunyi yang terlontar di antara mulut kita 
Kita hanya dapat saling berpandang pada akhirnya
Saling memandang dan memendam apapun yang ingin kita utarakan

Kita berdua memiliki ketakutan yang sama
Kita berdua merasa takut untuk menyeberangi sungai yang tenang itu
Kita sama-sama tahu bahwa sungai itu sangat berbahaya untuk diseberangi

Di sisi lain, kita berdua pun merasa sama 
Berdiam saja sangatlah menyiksa
Baik itu rasa, raga, dan rasio kita

Sungai yang menyekat kita berdua
Telah mampu meredam gejolak rasa yang tak dapat ditakar seberapa besarnya 
Kita berdua tersenyum sipu
Menyimpan berjuta tanya yang ingin dijawab di antara kita berdua

Kapan sungai itu akan berubah menjadi dangkal?
Entah kapan, tak tahu jawabnya

Tapi, sepertinya kita berdua pun tahu
Bahwa sungai itu akan terus dalam dan menghanyutkan
Dan, apabila kita memaksa
Marabahaya tak dapat kita hindarkan


Yogyakarta, 10 Oktober 2025 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama