Abu Hurairah r.a dari Nabi Muhammad SAW “ada 7 golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah terhadap Rabbnya, lelaki yang hatinya terikat dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah sehingga mereka tidak bertemu dan juga tidak berpisah kecuali karena Allah, lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata”aku takut kepada Allah”, orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadann sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis. (H.R Al-Bukhori no. 620 dan muslim no. 1712)
1. Pemimpin Yang Adil
Pemimpin di sini termasuk Kepala Negara, Gubernur, Bupati, penghulu, kepala keluarga (suami) hingga yang terkecil adalah diri kita sendiri. Setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ وتعالى kelak. Untuk itu, seorang pemimpin perlu bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinnya dapat merasakan kesejahteraan dan keadilan.
2. Pemuda Yang Tumbuh di atas Kebiasaan Ibadah Terhadap Rabbnya
Masa muda adalah masa di mana syahwat sedang memuncak sehingga banyak pemuda yang terjerumus dalam kemaksiatan. Hanya pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah saja yang terselamat di hari kiamat. Sebagaimana kisah ‘Ashabul Kahfi’ (Para pemuda Kahfi) yang dilimdungi Allah SWT dari pemerintahan raja dzalim pada masanya.
3. Lelaki yang Hatinya Terikat Dengan Masjid
Ialah orang-orang yang senantiasa meramaiakan masjid; sholat berjamaah, sholawatan, mengaji, melakukan diskusi keagamaan, iktikaf, dan lain sebagainya yang disukai Allah. Mereka datang dan meramaikan masjid dengan ikhlas dan semata-mata mengharap ridlo Allah.
4. Dua Orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena Allah pula
Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Bila sepasang kekasih saling mencintai dan selalu menjaga cinta mereka pada Allah, bertemu dalam rangka mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam zikir pada Allah maka keduanya akan selamat di hari kiamat.
5. Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang perempuan kaya dan cantik tetapi ia menolak dan berkata, “Aku Takut Pada Allah”
Sebagaimana kisah Nabi Yusuf a.s. yang digoda oleh Zulaikha, keduanya saling cenderung sehingga jika bukan kerana petanda dari Allah, maka keduanya akan melakukan maksiat sehingga Yusuf a.s. berkata, “Ya Allah! Lebih baik hamba dipenjara daripada melakukan maksiat kepadamu.” Suatu peristiwa yang mungkin pada masa sekarang ini sangat jarang berlaku dan sukar ditemui. Apalagi dengan fenomena gaya pacaran pemuda-pemudi zaman sekarang, naudzubillahimindalik
6. Seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanan
Amal yang disertai dengan penuh keikhlasan adalah salah satu syarat diterimanya amal kebajikan oleh Allah. Keikhlasan adalah perkara yang sulit untuk dilaksanakan dan oleh kerana itulah hanya orang-orang yang ikhlas saja yang tidak akan dijrumuskangkan dan disesatkan oleh syaitan laknatullah.
7. Seseorang yang berzikir kepada Allah dalam kesunyian hingga meneteskan air mata
Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi setiap makhluk yang hidup. Ketika seseorang melakukan dzikir di waktu siang maupun malam hari, maka ia seolah-olah sebagai makhluk hidup yang senantiasa bernafas bebas mengingat Allah sehingga meneteskan air mata, kecuali bagi insan-insan yang hatinya telah lembut oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika mendengar kalimat Allah .(laillahaillallah) maka bergetarlah hatinya
Sebagai seorang hamba yang masih dipinjamkan hayat di dunia ini. Semoga kita dapat mengambil ikhtibar dan hikmah dari uraian hadits di atas. Semoga kita termasuk dan menjadi salah seorang daripada 7 golongan yang mendapat naungan Allah Swt di hari Qiamat kelak, karena hanya dengan naungan Allah saja yang kita dambakan dan bisa selamatkan diri kita dari kepedihan hari pembalasan.
Sumber : Kitab Nashoihud Ibad
(Shofiyullah)
Tags:
Opini