Persatuan Indonesia. sumber : lintasjari.com |
Semarang – Doa Untuk Bangsa dalam rangka peringatan bulan kemerdekaan dilaksanakan di Majelis Ta’lim Masjid Islamic Center pada Selasa (29/8). Doa ini digelar bersama dengan Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, Habib Ja’far al Kaff, dan Habib Umar al Muthohar, serta seluruh Habib di kota Semarang. Tema yang diusung pada doa bersama ialah memperkokoh persatuan, kesatuan, dan keutuhan NKRI. Tujuannnya tentu untuk mengajak kembali seluruh warga Semarang dalam memupuk rasa cinta tanah air sehingga menambah rasa persatuan. Persatuan tersebut akan memperkuat kesatuan dan keutuhan NKRI.
Dalam tausiyah yang disampaikan oleh ketiga habib, diperoleh kesimpulan secara garis besar sebagai berikut.
Utamakan sholat jamaah
Dalam melaksanakan sholat jamaah, apabila sholat imam maupun makmum tidak diterima, setidaknya jamaahnya diterima oleh Allah.Keutamaan berdoa
Berdoa jika diamini oleh 40 orang, maka kekuatan doa itu sama dengan satu wali. Oleh karena itu, bersungguh-sungguhlah ketika berdoa. Hadirkan hati kita pada Sang Rabb dengan penuh tulus dan ikhlas serta pengharapan agar dikabulkan. Dan ketika mengamini orang yang berdoa, aminkanlah dengan penuh penghayatan, bukan bentakan.Makna Ihdinasshirotolmustaqim Al Fatihah
Dalam sholat, membaca surat fatihah dengan lafadz Ihdinasshirotolmustaqim yang berarti Tunjukanlah kami jalan yang lurus memiliki makna mendoakan sesama muslim. Bacaan ini dibaca setiap kali, setiap ada orang yang sholat, di belahan dunia manapun. Maka, umat Islam dimanapun berada selalu didoakan oleh siapapun dan kapan pun. Hal ini mengajarkan kepedulian kepada sesama umat Islam.Panggilan sopan kepada Nabi dan junjungan
Allah juga mendidik kita untuk sopan dalam memanggil Knjeng Nabi Muhammad. Allah memanggil nabi-Nya dengan sapaan Ya ayyuhannabi, ya ayyuharrosul, Mudatsir, dan sebagainya (bukan dengan namanya langsung). Ya ayyuharrosul misalnya, memiliki arti Wahai sang utusan. Allah yang bahkan menciptakan Nabi Muhammad pun memanggilnya dengan sopan, dengan sapaan. Bahkan Allah memberikan dua sebutan sifat-Nya Rouf dan Rohim untuk kanjeng Nabi karena begitu istimewanya Kanjeng Nabi.Hal sepele juga perlu kita terapkan dalam menyapa/memanggil Pak RT (jangan namanya walaupun usianya lebih muda). Jika sudah begitu maka orang lain akan hormat, tidak berani macam-macam. Begitu juga dengan lurah, bupati, presiden. Jangan memanggil presiden dengan panggilan Jokowi langsung, tetapi panggilah dengan mendahului kata “Pak”. Ini masalah adab dan akhlak. Kalau kita menghormati pemimpin, negara lain pun segan dengan Indonesia.
Iman dan Cinta Nabi
Kadar Iman seseorang bergantung pada kecintaannya terhadap kanjeng Nabi. Maka oknum yang tidak suka dengan Islam, membalikkannya dengan berusaha memisahkan karakter nabi dari umatnya. Menghilangkan nabi dari umatnya. Melarang maulid dan sebagainya agar umatnya tidak kenal dan tidak cinta kepada Kanjeng Nabi.Cinta tanah air
Begitu juga dengan cinta tanah air. Hal itu sebagai tolok ukur kecintaan pada Indonesia. Maka oknum-oknum berusaha memisahkan ulama, TNI, Polri, dengan rakyat. Mereka diadu domba. Padahal dalam kegiatan-kegiatan maulid, manaqib, dan sebagainya. Mereka (baca: TNI, polri, ulama, rakyat) bisa bersatu duduk bersama. Lagi-lagi yang digempur maulid. Habib diadu dengan habib, kyai dengan kyai, rakyat dengan pemerintah.Cinta Perbedaan
Yang seperti di atas harus diwaspadai! Habib Luthfi mengingatkan dengan nada yang keras dan tegas. "Wahai bangsaku yang kubanggakan, relakah negrimu terpecah belah!?. Jangan hanya katakan tidak, buktikanlah dengan saling bersatu, bukan saling mengejek satu sama lain hanya karena berbeda pandangan.” Bukankah semboyan kita adalah Bhinneka Tunggal Ika? Yang artinya perbedaan tetapi tetap satu, lalu kenapa sekarang mudah tersulut jika berbeda sedikit saja?
"Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar[298]" (Q.S An Nisa, 4: 40)
[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
(Ali Imron)
[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.
(Ali Imron)
Tags:
Berita