Keistimewaan Doa

Oleh Khoirul Umam (PMII Rayon Garuda, Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Sabtu – 19:12 WIB


Do’a adalah sebuah hal kecil yang sakral, mudah dilakukan serta dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada dasarnya do’a adalah sebuah hubungan atau komunikasi dengan tuhan (Allah SWT), dimana kita sebagai mahluk yang sangat lemah meminta suatu pertolongan kepadanya. Namun jangan terus kita berdo’a saja tanpa melakukan usaha, karena belum tentu do’a terkabul begitu saja tanpa dibarengi adanya usaha.
Keistimewaan do’a pernah didapat kepada seorang mahasiswa UNNES jurusan IKOR angkatan 2016. Ketika itu ia sangat sedih, takut, cemas, panik karena dompet yang ia bawa hilang. Dompet tersebut berisi banyak sekali kartu serta surat penting seperti halnya KTP, SIM, BPJS, JAMKESMAS, STNK serta kartu lainnya. Ia sangat bingung sudah dicari kesana kemari sampai ia rela turun kebawah karena saat itu ia sedang makrab dengan sahabat-sahabati PMII AL GHOZALI di daerah Medini Ungaran, dengan jalan yang sangat sangat terjal serta dengan cuaca yang sangat dingin dan waktu yang malam.
Namun ia belum juga mendapatkan dompetnya, kemudian sampai ia merasa lelah mencari serta banyak sekali saat itu kegiatan makrab yang masih belum di jalankan, akhirnya ia hanya bisa pasrah namun ia juga tidak lupa berdoa dengan memohon pertolongan dari Allah SWT agar diberi hati yang lapang serta jalan agar dompetnya kembali.

Setelah berkisar selama 3 mingguan sesudah makrab selesai, dompetnya pun kembali namun yang perlu anda ketahui bahwasannya dalam jangka tiga minggu sebelum dompetnya kembali ia masih sering berdo’a walaupun ia tahu cukup mustahil bila mana dompetnya akan kembali. Subhanallah dengan hal yang ia tak diduga dan tidak disangka-sangkanya, dompetnya dikirim di alamat rumahnya dengan nama pengirim mbak rini yuliatiningsih penduduk Medini. Ia sangatlah bersyukur dengan kembalinya dompetnya itu.
Saya pernah mendengar dalam ceramahnya Syeh Jabir bahwasannya do’a adalah senjatanya seseorang, khususnya seorang mukmin. Bapak Azis pernah berkata, "jika kita tidak bisa lagi melakukan apa-apa atau usaha yang kita lakukan kemungkinannya kecil, do’a insaallah bisa menjadi bantuan untuk kita". Pak Azis sendiri adalah dosen psikologi UNNES, yang juga senior PMII. Beliau juga pernah mendapat keistimewaan do’a pada saat beliau di New Zeland, saat itu beliau akan pulang dari New Zeland ke Indonesia. Ketika di bandara, tepatnya di tempat pemeriksaan barang, beliau diberhentikan dan barang-barangnya dikembalikan karena barang-barang yang beliau bawa melebihi kapasitas maksimal, artinya barang-barang tersebut harus beliau tinggal atau buang agar tidak melebihi kapasitas.
Beliaupun sangat sedih. Bagaimana mungkin beliau harus meninggalkan dan membuang barang-barang yang amat penting. Dalam kondisi sulit tersebut beliau berdo'a semoga ada jalan untuk membawa barang-barangnya tersebut ke Indonesia. Dengan usaha dan do'a, beliau pun kembali mencoba melewati pemeriksaan barang. Alhamdulillah, puji Allah, penjaga membolehkan seluruh barang bawaanya untuk dibawa pulang.

Memang kita tidak bisa memastikan do’a kita bisa terkabul, namun yang perlu kita tahu setidaknya kita perlu berdo’a memohon pertolongan kepada sang maha kuasa, tidak ada yang tidak mungkin untuk sang Maha Kuasa memberikan jalan bagi kita semua.

Semoga catatan atau cerita ini bisa bermanfaat bagi sang pembaca, dan mohon maaf bila ada kesalahan. Terimakasih

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama