Hilangnya Sandal Sang Kiai

Oleh Shofiyulloh (PMII Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Selasa – 07:24 WIB


Cerita pertama diawali saat aku menjadi santi baru di Ponpes Darussaadah Semarang. Pada umumnya di kalangan santri, orangtua harus sowan ke kyai (pengasuh pondok) untuk memasrahkan anaknya agar dididik menjadi orang yang lebih baik.

Setelah beberapa menit memasrahkan aku, bapak akhirnya pamitan pulang meninggalkan aku di pondok yang aku anggap lingkungan asing, karena biasanya di rumah penuh dengan kenyaman sekarang di pondok yang banyak peraturan dan harus hidup prihatin.

Allahu akbar 2x
Suara adzan pun berkumandang di masjid pondok. Para santri siap-siap untuk berangkat berjamaah sholat maghrib. Kyai Muthohar Asad (pengasuh pondok) sendirilah yang menjadi imamnya. Sehabis sholat berjamaah semua santri kembali ke asrama untuk siap-siap ngaji Al Quran dan kitab ta’limuta’lim.

Nah ada kejadian yang membuat aku jengkel, eman-eman, greget saat berada di depan masjid (tempat sandal)

“lohh sandalku ko ora ono, neg ndi yo ?” sambil mataku tengok kekanan dan ke kiri melihat-lihat siapa tahu sandal baruku masih ada.

Setelah beberapa saat saya cari-cari, ternyata memang sudah tidak ada, tiba-tiba ada salah satu pengurus pondok nyamperin aku sambil Tanya”kenopo kang sandale ora ono yo ?” , aku jawab “ iya kang, sandalku kok ora ono”. Terus kang pondok bilang “ sabar ya kang, memang sudah biasa kalau disini marak terjadi penggoshoban, mungkin sandale sampean wes neg asrama di gowo bocah”. “Ohh enggeh kang, suwun geh” jawabku sambil berjalan bareng kang pondok tadi menuju asrama.Ternyata memang benar sandalku sudahada di depan asrama,dengan cepat sandalku tak amankan.

Setiap pulang sholat berjamaah pasti sandalku sudah tidak ada karena di Ghosob oleh santri lain yang kembali ke asrama dulu, sangking seringnya kurang 3hari sandalku sudah tidak terlihat, entah dimana keberadaannya, setiap habis sholat aku berdoa semoga sandal baruku bisa ketemu lagi .

Karena sandalku sering di gosob, akupun berfikir “ohh berarti perinsipnya siapa cepat dia dapat yahh”. Oke berarti besok-besok selasai sholat berjamaah jika masih ada sandal di depan masjid aku ghosob saja, kan berhak “wong sandalku ilang yo karena sering di ghosobi, berarti aku juga oleh ghosob sandal”.

Sholat mahribpun selesai, sebelum keluar masjid aku sholat ba’diah mahrib dulu. Kemudian keluar masjid dan berjalan menuju tempat sandal sambil berharap kalau sandal baruku dulu muncul lagi, tapi memang harapanku sudah pupus, sandal baruku memang benar-benar sudah hilang. “Ya sudahlah memang belum rizkinya” sambil mbatin gitu aku melihat sepasang sandal yang bermerek Polo di depan masjid, tanpafikir panjang aku langsung pakai dan ku bawa ke asrama. Fikirku “timbang nyokor mending ghosob”.

Sesampai asrama aku mengambil AL Quran dan kitab ta’limutaalim dan siap-siap untuk ngaji. Tiba-tiba didepan asramaku ada kejadian yang menegangkan, abah Muthohar mencari santri yang berani mengghosob sandal miliknya, semua santri di tanya tidak ada yang ngaku. Giliranku yang terakhir ditanya dengan perasaan gugup, takut, malu, berkeringat aku menjawab “kulo bah sing mbeto sendale njenengan”.. langsung saja abah jewer telingaku sambil sanjang “opo ora ndwe sandal Fiii ?”. jawab ku “gadah bah, tapi mpun ilang dighosobi konco-konco” . “iya wes nyo gwe tuku sandal” sanjange abah sambil menyodorkan uang 20rb ke aku untuk membeli sandal, “suwun geh bah” jawabku.. sambil berjalan menujundalem abah sanjang “iyawes ora usah podo ghosob, neg emang ora ndwe sandal yo nyokor wae ors usah ghosob sandale kancane”. Aku dan semua kang pondok sanjang “enggeh bahhhh”. santri yang melihat kejadian itu pada tertawa semua dan merasa iri hehe…

Alhamdulillah sandalku yang hilang mendapat ganti baru dari uang yang dikasihkan abah kiyaiku. Cerita yang mengesankan ini tak akan pernah aku lupakan sampai kapanpun,

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama