Pemuda Online

Oleh Khoirul Umam (Ketua Biro Kaderisasi & Pembinaan Sumber Daya PMII Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Sabtu – 22:11 WIB

Sumber: Pexels

“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri” (Soekarno)

Sifat praktis atau yang inginnya serba mudah tidak bisa dipisahkan dengan pemuda zaman sekarang atau lebih dikenal dengan pemuda millenial. Sifat ini muncul karena mudahnya untuk mengakses sesuatu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia sosial media misalnya, generasi ini menginginkan model informasi yang simple atau mudah dipahami karena banyaknya informasi dan berita yang mudah didapat. Rasa ingin tahu yang tinggi dengan waktu yang terbatas dan ranah gerak yang besar membuat seorang pemuda menginginkan informasi yang instan.


Gambaran pemuda ibarat bunga yang sedang mekar, yang ingin menampilkan bahwa dirinya itu indah, jika proses ini tidak diiringi dengan asupan nutrsi serta penjagaan untuk menuju proses pemekaran, maka proses pemekaran pun tidak akan berjalan dengan sempurna.

Seiring berkembangnya zaman dengan ditandai majunya teknologi, menambah peluang seorang pemuda untuk mengekspresikan dirinya, terkhusus di dunia maya, penulis menyebutnya “dunia online”. Dimana dunia maya menjadi panggung kebebasaan berekspresi bagi semua orang tanpa terkecuali.
Semua orang berhak dalam menggunakan panggung maya ini. Eksistensi juga menjadi ajang yang diperebutkan di dunia maya. Berbagai kegiatan dan tujuan, dunia maya menjadi jalur yang ‘empuk’ untuk di gunakan. Gus Miftah, Gus Baha’, serta Gus Nadhir yang tidak kalah trend di twitter menjadikan dunia maya sebagai salah satu jalur dakwah mereka.
Keberadaan media sosial memang sangat membentu dalam berbagai hal. Contoh Nadiem Makarim, karya inovasinya dalam dunia transportasi digital, memudahkan banyak orangdalam melakukan perjalanan. Disisi lain, hoax menjadi alternatif bagi orang-orang penebar kebohongan. Bahkan radikalisme memanfaatkan dunia maya sebagai lading yang subur dari dalih kebohongan yang mereka sebarkan.

Sebagai generasi penerus yang sangat vital dalam suatu kelompok, pemuda diharapkan dapat memaksimalkan dunia maya ini. Prinsip hati-hati harus benar-benar diterapkan dalam berkehidupan di dunia maya, agar tidak termakan hoax, karena pemuda membawa tanggung jawab besar, tidak hanya martabat dirinya sendiri namun juga martabat Negara. Pemuda tidak hanya dituntut untuk mengembangkan atau memajukan negara tersebut, namun ia juga dituntut untuk benar-benar menjaga negara tersebut.

Penulis: Khoriul Umam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama