Membangun Etos Nasionalisme Santri dan Pemuda di Abad 21

Oleh Azifna Rizqo Shofy (PMII Rayon Garuda, Komisariat Al-Ghozali Semarang) pada Kamis – 22:13 WIB

Dokumantasi Diskusi Online Rayon Garuda

Diskusi yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 9 November oleh Divisi Kajian Intelektual Departemen Kajian Wacana Rayon Garuda Komisariat PMII Al – Ghozali Universitas Negeri Semarang berlangsung lancar. Meskipun via Google Meet, namun tak menyurutkan semangat sahabat-sahabati untuk berdiskusi. Hal ini dibuktikan dengan data yaitu 40 lebih partisipan sahabat-sahabati mengikuti diskusi online ini. Mereka berasal dari Rayon Garuda, pun dari Rayon lain juga yang berada dibawah naungan PMII Komisariat Al Ghozali.

Diskusi dengan tema “Membangun Etos Nasionalisme Santri dan Pemuda di Abad 21” ini dipandu oleh Novan Alrizki Wijaya sebagai moderator. Dan Muhamad Syafiq Yunensa sebagai pemantik. Dimana sahabat Novan merupakan Kepala Divisi Kajian Intelektual Departemen Kajian Wacana. Sedangkan Bang Syafiq merupakan Koordinator Gus Durian UIN Wali Songo Semarang serta penulis buku Berandal Bermoral, Joni Melawan Arus dan Catatan Sang Berandal  (dalam proses).

Sebelum menyelenggarakan diskusi, Departemen Kajian Wacana membagikan link short movie yang merupakan bahan untuk berdiskusi, short movie tersebut berjudul “MY FLAG” yang ditayangkan oleh NU Channel di YouTube. 

Menurut  bang Syafiq, short movie tersebut menggambarkan potret keragaman sebagian masyarakat yang  memandang cadar sebagai  simbol radikalisme di satu sisi, dan sebagai simbol kesalehan agama di sisi lain. Short movie ini mengambil sisi pertama. Dan kelompok yang menolak short movie tersebut, bisa jadi berada dalam spektrum tafsir yang lain. Benturan tafsir pun terjadi melalui short movie tersebut. Sebagai santri atau pemuda cobalah untuk tidak mengikuti arus yang ada, menjadi objek dari segala hal yang direncanakan orang lain. Setiap dari kita adalah penggerak perubahan. Namun perlu diingat, “Tak ada perubahan tanpa adanya pemikiran, Tak ada kemajuan tanpa adanya Kontribusi.” 

Jadilah fa’il perubahan, jangan hanya maf’ul perubahan.

Syafiq Yunensa, 2020

Dzikir, Fikir, Amal Shaleh! Salam Pergerakan!

Salam Departemen Kajian Wacana

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama